- Home »
- SHAHIH BUKHARI dan SHAHIH MUSLIM Kitab Hadits Paling Shahih
Rofit Rosada
On Sabtu, 20 April 2013
SHAHIH BUKHARI dan SHAHIH MUSLIM Kitab Hadits Paling Shahih
Al-Ustadz Ahmad Hamdani Ibnu Muslim
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman (yang artinya), "Dan
Kami turunkan kepadamu Adz-Dzikr agar kamu menerangkan pada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkannya" (An Nahl:44)
Al-Qur’an
menjelaskan syariat secara umum sedangkan As-Sunnah (hadits) merinci
dan menjabarkannya. Allah Subhanahu Wata’ala menjamin untuk menjaga
kemurnian agama dengan penjagaan Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam
firman-Nya (yang artinya), "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikir dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya" (Al Hijr:9)
Menurut
keterangan ulama, yang dimaksud dengan Adz-Dzikr adalah Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Melalui para ulama dan Ahli Hadits yang terkenal
ketakwaannya, kuat hafalannya dan mencurahkan seluruh kehidupannya untuk
meneliti dan memilih hadits mana yang baik (shahih), lemah (tidak
diterima periwayatannya) dan palsu, Allah Subhanahu Wata’ala menjaga
keduanya sampai hari kiamat.
Adalah Al-Imam
Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim, dua orang ulama ahli hadits yang pertama
kali menyusun kitab hadits yang hanya berisikan hadits-hadits shahih
sesuai dengan syaratnya. Metode yang ditempuh dalam penyusunan kitab
tersebut adalah dengan memilih periwayat-periwayat yang harus memenuhi
persyaratan hadits shahih yaitu sanadnya bersambung sampai Rasulullah,
dinukil dari periwayat yang takwa, kuat hafalannya, tidak mudah lupa,
tidak ganjil (menyelisihi hadits shahih yang lebih kuat) dan tidak
cacat.
Adapun Al-Imam Al-Bukhari dalam penyusunan
kitabnya menentukan persyaratan lagi yang lebih ketat. Diantaranya
periwayat-periwayat (rawi) haruslah sejaman dan mendengar langsung dari
rawi yang diambil hadits darinya. Kelebihan kitab Shahih Al-Bukhari
adalah terdapat pengambilan hukum fiqih, perawinya lebih terpercaya dan
memuat beberapa hikmah dimana unsur-unsur ini tidak ada pada Shahih
Muslim.
Jadi secara umum kitab Shahih Al-Bukhari
lebih shahih dibanding kitab Shahih Muslim. Namun ada beberapa sanad
dalam Shahih Muslim yang lebih kuat daripada sanad Shahih Al-Bukhari.
Kiranya cukuplah kesepakatan umat (ulama) sesudah mereka akan keshahihan
kedua kitab tersebut dan menilai keduanya kitab yang paling shahih
setelah Al-Qur’an sebagai keistimewaan tersendiri. Kecuali golongan SYI’AH
yang tidak mengakui keberadaan keduanya. Meskipun demikian Shahih
Al-Bukhari dan Shahih Muslim tidaklah memuat semua hadits shahih
sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Imam Al-Bukhari. Beliau hanya
memasukkan sekian ribu hadits karena khawatir kitabnya terlalu "besar"
sehingga membosankan pembaca. Demikian juga Al-Imam Muslim, beliau
menegaskan bahwa beliau hanya menyusun hadits-hadits yang disepakati
keshahihannya.
Masih banyak hadits shahih yang
tidak masuk ke dalam kedua kitab tersebut. Al-Imam Al-Bukhari mengatakan
hadits-hadits shahih yang beliau tinggalkan lebih banyak karena beliau
menghafal 100.000 hadits shahih dan 200.000 hadits lemah. Sementara
kitab Shahih Al-Bukhari sendiri memuat 4000 hadits shahih tanpa
pengulangan dan 7275 hadits shahih dengan pengulangan.
Sedangkan
kitab Shahih Muslim memuat 4000 hadits shahih tanpa pengulangan dan
12.000 hadits shahih dengan pengulangan. Lalu dimanakah kita bisa
melacak hadits-hadits shahih lainnya yang lolos dari saringan Al-Imam
Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim?
Kita dapat
melacaknya di kitab-kitab hadits yang terkenal seperti Shahih Ibnu
Khuzaimah, Shahih Ibnu Hibban, Kitab-kitab sunan yang empat, Mustadrak
Al-Hakim, Sunan Al-Baihaqi, Sunan Ad-Daruquthni, dan lainnya. Meskipun
demikian, para ulama setelah mereka terus meneliti akan keshahihan
kitab-kitab ini terutama kitam Mustadrak Al-Hakim dan Sunan At-Tirmidzi
yang -menurut para Ulama- penulisnya kurang ketat dalam menilai hadits
(gampang menilai shahih sebuah hadits). Wallahu a’lam.