Archive for Oktober 2012
PEMIMPIN, MEMIMPIN dan KEPEMIMPINAN
PENGERTIAN
KEPEMIMPINAN :
Perbedaan
antara Pemimpin, Memimpin, dan Kepemimpinan :
·
Pemimpin adalah suatu lakon atau peran atau ketua
dalam sistem dalam suatu organisasi atau kelompok.
·
Memimpin adalah suatu kegiatan seseorang dalam
mengepalai atau mengetuai suatu kegiatan.
· Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai
seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja guna mencapai tujuan
dan sasaran.
Kepemimpinan
menurut para ahli :
Kepemimpinana
telah didevinisikan dengan berbagai cara
yang bereda, oleh berbagai orang yang berbeda pula. Pengertian kepemimpinan
menurut :
·
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003)
Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar
mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing
orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
·
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang
sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang
tepat bagi situasi yang khusus.
·
Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut
sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki
kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para
ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang
leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan
sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin
(Moejiono, 2002).
·
DLL
Menurut
stoner Kepemimpinan manajerial dapat di devinikaskan menjadi suatu poses
pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelomok anggota
yang saling berhubungan tugasnya. Ada tiga implikasi penting dari devinisi
tersebut :
1.
Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan
atau pengikut.
2.
Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian
kekuasaan yang tidak seimbang di antara peminpin dan anggota kelompok.
3.
Ketiga, para pemimpin tidak hanya dapat memerintah
bawahan apa yang haurus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi orang-orang
lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup
kepemimpinnan, tetapi juga mencakup fungsi-fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan.
Jadi
kepemiminan adalah kemampuan mempengaruhi aktifitas orang lain melalui
komunikasi, baik individu maupun kelompok, ke arah mencapai tujuan.
CIRI – CIRI
KEPEMIMPINAN :
1.
Menginspirasi kepercayaan pada orang-orang.
2.
Persistensi (tekad bulat) untuk mencapai tujuan.
3.
Kemampuan untuk berkomunikasi .
4.
Bersikap terbuka.
5.
Kharisma.
6.
Pandangan ke depan.
7.
Daya persuasi, dan intensitas.
SYARAT –
SYARAT KEPEMIMPINAN ;
Syarat –
syarat yang dikaitkan dengan pemimpin ada 3, yaitu :
1.
Kekuasaan :
2.
Kewibawaan ; dan
3.
Kemampuan
(Kartini Kartono , 1985)
Kekuasaan
merupakan otoritas / legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk
memimpin suatu kelompok. Kewibawaan merupakankelebihan, keunggulan yang
dimiliki seseorang yang membuat orang lain atau kelompok bersedia melakukan
perbuatan – perbuatan tertentu (bersedia di pimpin). Kemampuan merupakan segala
kesanggupan, kecakapan yang dianggap melebihi kemampuan anggota kelompok
lainnya.
TUGAS
PEMIMPIN :
Tugas
pemimpin pada garis besarnya ada 3 (tiga), yaitu :
1.
Menberikan struktur terhadap situasi.
Tugas pemimpin memberikan struktur terhadap suatu situasi maksudnya adalah
menyederhanakan atau mencari alternatif pemecahan atau solusi terhadap berbagai
masalah yang dihadapi kelompoknya.
2.
Mengendalikan tingkah laku kelompok.
Tugas pemimpin mengendalikan tingkah laku kelompok adalh dimana seorang
pemimpin empunyai kewajiban untuk mengawasi, memantau atau mengendalikan tingkh
laku yang dapat merugikan kelompok.
3.
Sebagai juru bicara kelompoknya.
Ini bermaksud bahwa seorang pemimpin haruslah dapat membeikan informasi
yang benar
PENDEKATAN
SIFAT – SIFAT KEPEMIMPINAN :
Para
teoritis kesifatan adalah sekelompok pertama yang bermaksud menjelaskan tentang
aspek kepemimpinan. Usaha sistematis pertama yang dilakukan oleh para ahli
psikologi dan para peneliti lain untuk memahami kepeimpinan adalah usaha untuk
mengenali sifat pribadi para pemimpin. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa
pemimpin mempunyai beberapa sifat kepribadian sama yang dibawa sejak lahir.
Pandangan ini – bahwa pemimpin dilahirkan dan bukan dibuat, masih pouler
diantara orang banyak, walaupun tidak diantara profesional.
Dalam
mencari sifat pemimpinan yang dapat diukur, peneliti mengambil dua pendekatan :
(1.) Membandingkan sifat orang yang tampil sebagai pemimpin dengan orang yang
tidak menjadi pemimpin ; dan (2.) Membandingkan sifat yang efektif dan tidak
efektif. Para pemimpin memiliki ciri-ciri atau sifat – sifat tertentu yang
menyebabkan mereka dapat memimpin para pengikutnya. Daftar sifat – sifat ini
dapat menjadi sangat panjang tetapi cenderung mencangkup energi, pandangan,
pengetahuan, dan kecerdasan, imajinai, keercayaan diri, integritas, kepandaian
berbicara, pengendalian dan keseimbangan mental maupun emosional, bentuk
phisik, pergaulan sosial dan persahabatan, dorongan, antusiasme, berani dan
sebagainya.
Sifat-sifat
kepemimpinan yang efektif, menurut edwin ghiselli :
1.
Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (
Supervisory Ability )
2.
Kebutuhan akan prestasi dalam kerja
3.
Kecerdasan ( Decisiveness )
4.
Kepercayaan diri
5.
Inisiatif
PENDEKATAN –
PENDEKATAN STUDY KEPEMIMPINAN
Penelitian –
penelitian dan teori – teori kepemimpinan dapat diklasifikasiakn sebagi
pendekatan – pendekatan kesifatan, perilaku, dan situasional (“contingency”)
dalam study tentang kepemimpinan.
Pedekatan
pertama memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat – sifat (traits) yang tampak.
Pendekatan kedua bermakna bermaksud mengidentifikasikan perilaku – perilaku
(behavior) pribadi yang berhubungan dengan kepemimpinan yang efektif.
Pendekatan ketiga yaitu pandangan situasional tentang kepemimpin. Pandangan ini
menganggap bahwa kondisi yang menentukan efektifitas kepemimpinan berfariasi
dengan situasi tugas – tugas yang dilakuan, ketramilan dan pengharapan bawahan,
lingkungan organisasi, pengalaman masa lalu pemimpin dan bawahan, dan
sebagainya. Pandangan ini telah menimbulkan pendekatan “contingency” pada
kepemimpinan yang bermaksud untuk menetapakn faktor – faktor situasional yang
menentukan seberapa besar efektiftas situasi gaya kepemimpinan tertentu.
Pendekatan perilaku
kepemimpinan
Pendekatan perilaku kepemimpinan memusatkan pada dua aspek perilaku
kepemimpinan, yaitu : (1.) Fungsi – fungsi kepemimpinan dan (2.) Gaya – gaya
kepemimpinan.
I.
FUNGSI – FUNGSI KEPEMIMPINAN
Agar
kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi
utama, yaitu :
1.
Fungsi – fungsi yang berhubungan dengan tugas (“task-related”) atau pemecahan masalah.
Fungsi
pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat.
2.
Fungsi fungsi pemeliharaan kelompok
(“group-maintenance”) atau sosial. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang
dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar – persetujuan dengan kelompok
lain, penengahan perbedaan pendapat dan sebagainya.
II.
GAYA – GAYA KEPEMIMPINAN :
Para peneliti
telah mengidentifikasikan dua gaya kepemimpinan, yaitu :
1.
Gaya dengan orientasi tugas (task-oriented). Manager
berorientasi tugas mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk
menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai yang di ingginkannya. Manager dengan
gaya kepemimpinan ini lebih memperhatikan peaksanaan pekerjaan pada
pengembangan dan pertumbuhan karyawan.
2.
Gaya dengan orientasi karyawan (employee-oriented).
Manager berorientasi karyawan mencoba untuk lebih memotifasi bawahan di banding
mengawasi mereka.Mereka mendorong para anggoata kelomok untuk melaksanakan
tugas – tugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasidalam
pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta hubungan – hubungan
saling mempercayai dan menghoramti dengan para anggota kelompok.
PENDEKATAN
SITUASIONAL – “CONTINGENCY”
Pendekatan
situasional – “contingency” menggambarkan bahwa gaya yang di gunakan adalah
bergantung pada faktor – faktor seperti situasi, karyawan, tugas, organisasi, dan
variabel – variabel lainnya.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi perilaku kepemimpinan :
Ada tiga
variabel kritis yang mempengaruhi gaya pemimpin, yaitu :
1.
Pemimpin.
2. Pengikut atau bawahan.
2. Pengikut atau bawahan.
3. Kemampuan
dan kualitas pemimpin
|
Situasi
|
Kemampuan
dan kualitas bawahan
|
Ketiga variabel
ini saling berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lain. Follen juga
mengatakan bahwa seharusnya para pemimpin berorientasi pada kelompok dan bukan
beorientasi pada kekuasaan.
4 SISTEM
MANAGEMEN DARI LIKERT
Penelitian
kepemimpinan ini dilakukan oleh Lembaga Penelitian Sosial pada University of
Michigan. Rensis Likert dan para pembantunya telah melakukan study penelitian
dalam bbrp pekerjaan yang berbeda untuk melihat apakah prinsip-prinsip atau konsep-konsep
kepemimpinan yang valit dapat diketemukan. Likert, dengan menggunakan dua
kategori gaya dasar ini, orientasi karyawan dan orientasi tugas, menyusun suatu
model empat tingkatan efektifitas managemen.
·
Sistem 1, manager membuat semua keputusan yang
berhubungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya.
Strandart dan metoda pelaksanaan juga secara kaku ditetapkan oleh manager.
·
Sistem 2, manager tetap menentukan perintah-perintah,
tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap
perintah-perintah tersebut. Pada sistem ini bawahan juga diberi berbagai
fleksibelitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan
prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.
·
Sistem 3, manager menetapkan suatu tujuan – tujuan dan
memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan terlebih dahulu
dengan bawahan. Dalam sistem ini bawahan dapat membuat keputusan – keputusan
mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugasnya. Penghargaan lebih digunakan
untuk memotifasi bawahan dari pada ancaman atau hukuman.
·
Sistem 4, adalah sistem yang paling ideal menurut
Likert tentang cara bagaimana seharusnya organisasi berjalan. Tujuan – tujuan
di tetapkan dan keputusan – keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bila manager
secara formal yang membuat keputusan, mereka melakukan setelah pertimbangan
saran – saran dan pendapat dari para anggota kelompok. Untuk memotifasi
bawahan, manager tidak hanya mempergunakan penghargaan – penghargaan ekonomis
tetapi juga mencoba memberikan kepada bawahan perasaan di butuhkan dan penting.
Dalam
kenyataannya, pemimpin yang lebih berorientasi pada bekerja dengan dan melalui
karyawan dalam beberapa hal akan memberikan hasil – hasil yang lebih efektif.
MASA DEPAN
TEORI KEPEMIMPINAN
Penelitian mengenai
tingkah laku pemimpin berkembang ke banyak arah. Dalam bagian ini, kita akan
mengamati kepemimpinan “Tranformasional atau Karismatik dan Pembaruan ulang
pendekatan tingkah laku akhir – akhir ini.
·
Kepemimpinan Tranformasional atau Karismatik
Salah satu bidang yang semakin banyak menark perhatian adalah orang yang
mempunyai pengaruh luar biasa pada pada organisasinya. Orang – orang seperti
ini dapat disebut pemimpin karismatik.
Atau transformasional. Perhatian terhadap pemimpin transformasional
seperti itu tampaknya berasal dari sekurang – kurangnya dua sumber. Pertama,
banyak perusahaan besar melakukan transformasi
organisasi , program perubahan besar – besaran yang harus di selesaikan
dalam jangka waktu singkat. Transformasi tersebut, demikian di katakan
memerlukan adanya pemimpin transformasional. Kedua, banyak orang merasa bahwa
dengan memfokuskan pada sifat, tingkah laku, dan situasi, teori kepemimpinan
kehilangan pengertian akan pemimpin. Beberapa pemimpin tampaknya mempunyai
karakteristik pribadi yang membuat mereka berbeda – tetapi tidak dapat
dijelaskan dengan teori yang ada.
a.
Teori Bass Mengenai Kepemimpinan Transformasional
b.
Teori House Mengenai Kepemimpinan KarismatikBrani Memimpin
Dia, dia, dia Bu…
…..
Saya Bu!
Ha..ha..ha…
Pernahkah Kamu diminta untuk memimpin? Kalau jawabannya ya, maka baca lanjutan tulisan ini, tapi kalau tidak, ya juga lanjutkan. Loh? Tapi ngga maksa ko’..pis2
Tulisan saya kali ini dibuka dengan secuplik percakapan yang sering kita temui. Mungkin dulu saat SD. Seorang guru meminta salah seorang muridnya untuk memimpin doa atau salam atau membaca Pancasila. Tapi kemudian kelas bergemuruh oleh tindakan siswa-siswi yang saling tuding, menunjuki temannya. Dia bu..dia bu..!
Lalu ada salah seorang siswa yang berdiri lalu berkata, “Saya, Bu!” Dengan lantang ia mengucapkannya. Tapi bukan ungkapan bangga yang muncul dari teman-temannya kelas itu. Yang ada adalah tertawaan teman-teman. Tertawaan bernada meremehkan. Emang dia bisa?
Inilah masalah anak muda zaman ini. Ketika mereka diminta menjadi pimpinan, mereka bersembunyi di belakang dan menutupi ke-cemen-annya dengan saling tuding siapa yang pantas memimpin.
Tapi, ketika ada yang tampil menjadi pemimpin, semuanya geger. Mempermasalahkannya. Dilematis memang. Muda-mudi ini tak senang bila ada temannya yang tampil menjadi pemimpin mereka. Ko’ gitu ya? Ya gitu…
Memang ini yang perlu disadari oleh saya dan juga kamu. Sering kali kita malu dan takut untuk memimpin, tapi ketika kepemimpinan itu dibutuhkan, kita malah mencemooh teman kita yang tampil, seakan tak rela dia berada satu tingkat diatas kita.
Sekarang bahasannya adalah bagaimana menjadi pemimpin agar dicintai dan dihormati oleh yang dipimpin. Hal ini sangat penting karena realitanya, pemimpn dan yang dipimpin sama-sama manusia. Sama-sama makan nasi. Jadi lumrah kalau ada yang jealous kalau dipimpin sesamanya. Ya kayak anak SD tadi…
Setidaknya menarik untuk menilik pesan Bu Mega, Presden RI ke-5 yang memberi tips kepemimpinan (Media Indonesia, 8/2/10). Pertama, kejujuran. Menjadi pemimpin harus berani mengakui kekuarangan dan kelemahannya, bukan hanya kekuatannya. Kalau memang membutuhkan bantuan ya bilang. Jangan karena telah menjadi pemimpin, terus jaim bin gengsi. Ah emang gue siap, elo siapa?
Kedua, kerendahan hati. Pemimpin harus bisa merasa setara dengan yang dipimpin. Tak ada yang beda. Yang beda hanya posisi strukturalnya. Secara sosial, sama saja. Jadi kalau sudah jadi pemimpin, terus senaknya sendiri, wah ngga bener itu!
Ketiga, keteguhan. Pemimpin sudah seharusya memiliki sikap tegas terhadap keputusan yang diambil. Pemimpin juga harus seteguh dalam pendirian. Bahasa jawanya, Ojo mencla-mencle!
Keempat, kesabaran. Inilah yang membuat orang layak memimpin. Sabar dalam menghadapi masalah. Baik dari yang dipimpin ataupun dari lingkungan sekitarnya. Pasti ada saja masalah yang timbul dari hubungan kepemimpinan. Lebih-lebih terjadi salah paham atau perbedaan pendapat. Kalau berbeda itu wajar. Yang tak wajar kalau perbedaan itu disikapi dengan emosi dan lalu menimbulkan perpecahan.
Yang terkahir, pemimpin harus ikhlas. Pemimpin harsu dengan sukarela melaksakan tugas mulianya. Kesuksesan kerja tentu menjadi tujuannya. Ya-iyalah, mana ada yang mau gatot, alias gagal total.
Seorang pemimpin harus menjadi pribadi yang penuh rasa ikhlas dalam mengabdikan diri pada apa dan siap ayang ia pimpin. Ya namanya pemimpin itu kan sebenarnya pelayan. Karena, pemimpin itu adalah ssorang yang ditunjuk untuk megarahkan orang lain. Ya artinya melayani orang lain untuk bisa mencapai tujuan bersama.
Bagaimanapun orangnya, darimanapun asalnya, sudah seharusnya menyadari bahwa mereka adalah pemimpin. Lho ko’ bisa? At lease mereka ataupun kita jadi pemimpin diri sendiri. Ya ngga? Ayo berani memimpin!
10 Rahasia Mendapatkan Rasa Percaya Diri Dalam Hitungan Detik
Banyak cara yang bisa anda lakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri anda dalam jangka panjang, namun terkadang kita juga memerlukan langkah-langkah meningkatkan rasa percaya diri dalam waktu singkat. Anda rasanya tak bisa berjalan menuju sebuah pertemuan penting sambil membaca buku panduan mengenai kepercayaan diri, atau menelepon mentor anda pada menit-menit terakhir.
Jadi dibawah ini saya mencoba mensharingkan kepada anda beberapa tips yang dapat meningkatkan rasa percaya diri anda dengan cepat dalam hitungan detik :
1. Tersenyum
Tersenyum merupakan tips 1 detik jika anda merasa gugup dan tidak percaya diri. Anda tidak hanya tersenyum jika anda merasa senang dan percaya diri, sebaliknya anda bisa tersenyum untuk membuat diri anda merasa lebih baik. Tersenyum berhubungan erat dengan perasaan positif sehingga hampir tidak mungkin anda merasa tidak enak ketika anda tersenyum.
Tersenyum lebih dari sekedar menunjukkan ekspresi pada wajah anda. Tersenyum melepaskan hormon endorphin yang membuat anda merasa lebih baik, meningkatkan sirkulasi darah di wajah anda, membuat anda merasa nyaman dengan diri anda sendiri dan tentunya dapat meningkatkan rasa percaya diri anda. Anda juga akan tampak lebih percaya diri di hadapan orang lain ketika anda tersenyum.
2. Tatap Mata Lawan Bicara Anda
Sama halnya dengan tersenyum, tataplah mata semua orang di dalam ruangan. Berikan senyum anda dan dapat dipastikan mereka akan membalas senyuman anda; dan senyum yang diberikan orang lain dapat meningkatkan rasa percaya diri anda dengan cepat. Sama halnya dengan tersenyum, kontak mata menunjukkan bahwa anda percaya diri. Menatap sepatu anda atau meja mendorong perasaan anda menjadi ragu-ragu dan malu. Tips ini sangat berguna untuk situasi kerja; buatlah kontak mata dengan orang yang mewawancarai anda, atau orang-orang yang menghadiri presentasi anda.
“Kontak mata membantu anda untuk menghilangkan rasa takut jika anda sedang berbicara di depan umum dan semakin mendekatkan anda dengan lawan bicara anda. Stress merupakan perasaan yang datang dari sesuatu yang asing dan tidak dapat dikendalikan. Kontak mata memberikan pembicara gambaran dari kenyataan yang tidak lain adalah lawan bicara itu sendiri. Kontak mata juga membantu menarik minat lawan bicara anda.” (Confident Eye Contact, Unlimited Confidence)
3. Ubahlah Suara Dalam Diri Anda
Kebanyakan dari kita memiliki suara dalam diri yang mengatakan bahwa kita bodoh, tidak cukup mampu, terlalu gendut, kurus, berisik, pendiam, dll. Kemampuan merubah suara di dalam diri anda merupakan kunci untuk memperoleh kepercayaan diri dari dalam. Buat suara dalam diri anda menjadi teman pendukung yang paling mengenal anda dan mengetahui bakat anda, serta menginginkan anda untuk mencapai yang terbaik.
4. Lupakan Standar Yang Ditetapkan Orang Lain
Terlepas dari situasi yang membuat anda mengalami krisis percaya diri, anda bisa membantu diri anda sendiri dengan berpegang pada standar yang anda miliki. Orang lain memiliki nilai yang berbeda dengan anda, dan sekeras apa pun anda mencoba, anda tidak pernah bisa memuaskan semua orang setiap saat. Jangan khawatir jika orang-orang menyebut anda gendut, kurus, pemalas, membosankan, pelit, konyol, dll.. Bertahanlah pada standar yang anda miliki, bukan pada standar yang dimiliki orang lain. Ingatlah nilai-nilai dan standar-standar yang dimiliki umumnya berbeda dalam masyarakat; anda tidak harus menerima nilai dan standar tersebut hanya karena orang-orang di sekitar anda menerimanya.
5. Tampillah Serapih Mungkin
Meskipun anda hanya memiliki sedikit waktu, pergilah ke kamar mandi untuk memastikan anda tampil rapih. Sisirlah rambut anda, cucilah muka anda, perbaiki riasan wajah anda, luruskan kerah anda, pastikan tidak ada sisa makanan pada gigi anda. Semua hal ini dapat membuat perbedaan antara rasa percaya diri terhadap penampilan anda dan rasa takut anda terhadap penampilan anda.
”Sempurnakan penampilan fisik anda; sudah merupakan fakta bahwa penampilan seseorang memainkan peranan penting dalam membangun rasa percaya diri. Meskipun kita tahu apa yang kita miliki dalam diri kitalah yang penting, penampilan fisik anda menentukan impresi orang terhadap diri anda.” (Building Blocks to Self-Confidence, Complete Wellbeing)
6. Berdoalah Atau Bermeditasi Sejenak
Jika anda percaya pada Yang Maha Kuasa, mengucapkan doa bisa meningkatkan rasa percaya diri anda (anda juga bisa melakukan meditasi selain berdoa). Langkah ini membantu anda untuk mundur sesaat dari situasi yang serba cepat dan mencari bantuan dari Yang Maha Kuasa. Berikut adalah sebuah contoh doa, namun anda bisa menulis hal serupa yang sesuai dengan agama atau kepercayaan anda:
“Ya Tuhan, terima kasih karena Kau telah mencintai dan menerimaku apa adanya.. bantulah aku untuk melakukan hal yang sama.. dan bantulah aku untuk tumbuh menjadi sesuai dengan kehendakMu sehingga rasa percaya diriku akan bertambah; semuanya demi keagungan namaMu dan bukan namaku. Terima kasih karena Engkau telah mendengarkan dan menjawab doaku. Amin.” (Daily Encounter, Strengthen Your Self-Confidence, Acts International)
7. Reka Ulang
Jika sesuatu terjadi diluar dugaan anda, hal ini cukup mudah menggoyahkan rasa percaya diri anda. Mungkin anda menumpahkan minuman anda, terlambat hadir di sebuah pertemuan penting karena macet, atau seseorang yang ingin anda ajak bicara memberikan tanggapan dingin. Cobalah untuk “mereka ulang” situasi tersebut dan tempatkan pada situasi yang lebih positif. Seringkali suatu kejadian menjadi negatif karena persepsi kita sendiri.
8. Tentukan Langkah Anda Selanjutnya
Jika anda tidak yakin dengan apa yang harus anda lakukan, temukan satu langkah sederhana yang bisa membantu anda untuk terus maju. Hal ini mungkin saja bisa dilakukan dengan melakukan kontak mata pada sebuah pesta, memperkenalkan diri anda pada orang asing, memecahkan kebekuan dalam sebuah rapat, atau menanyakan orang yang mewawancarai anda untuk menunjukkan pengetahuan anda terhadap industri dan perusahaan mereka.
Mulailah bertindak meskipun anda tidak memiliki gambaran yang jelas mengenai apa yang seharusnya anda lakukan. Bergeraklah menuju sasaran anda. Koreksi diri anda di lain kesempatan.
9. Bicaralah Perlahan
Sebuah tips sederhana agar anda terlihat atau menjadi lebih percaya diri adalah dengan bicara perlahan. Jika anda bicara terlalu cepat, anda akan merasa tidak enak karena anda sadar anda bicara terlalu cepat. Bicara perlahan memberi anda kesempatan untuk memikirkan apa yang anda akan katakan selanjutnya. Jika anda sedang berbicara atau melakukan presentasi, berhentilah sesaat pada akhir sebuah frase atau kalimat untuk membantu orang lain mencerna apa yang anda katakan.
Berbicara perlahan menunjukkan kepercayaan diri seseorang. Seseorang yang merasa tidak layak didengarkan akan berbicara dengan cepat, karena ia tidak mau membuat orang lain menunggu hal-hal yang tidak layak didengarkan.
10. Ikut Ambil Bagian
Pernahkah anda duduk seharian di dalam kelas atau di sebuah rapat tanpa mengucapkan satu patah kata pun? Pernahkah anda pergi bersama teman-teman anda di malam hari dimana teman-teman anda berbincang dengan gembira sementara anda hanya duduk dan menatap minuman anda? Kemungkinan yang terjadi adalah anda merasa tidak terlalu percaya diri pada saat itu – dan mungkin saja anda akan merasa lebih tidak enak sesudah malam tersebut. Apapun situasi anda, berusahalah untuk ikut ambil bagian. Meskipun anda merasa tidak banyak yang bisa anda katakan, pikiran dan perspektif anda sangat berharga bagi orang-orang di sekitar anda.
Dengan mencoba untuk berbicara setidaknya satu kali dalam setiap diskusi kelompok, anda akan menjadi pembicara yang lebih baik, lebih percaya diri mengutarakan pikiran anda, dan dikenal sebagai seorang pemimpin oleh rekan-rekan anda.
HARI KESAKTIAN PANCASILA 01 OKTOBER 2012
Yayasan
Al Wathoniyah Asshodriyah 9 yang membawahi TK,SD,SMP,Dan SMK kembali
melaksanakan peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang di ikuti oleh
seluruh komponen Peserta Didik, yang di pusatkan di gedung C tepat pada
Hari Senin 01 Oktober 2012.
Pasukan
Pengibar Bendera ( Paskibra ) SMK Dinamika Pembangunan 1-2 Jakarta
dengan langkah tegap gagah berani sukses mengibarkan bendera merah putih
ke angkasa,dengan khidmat nya peserta upacara menghormat bendera
kebangsaan, yang di iringi lagu Indonesia Raya iringan Marching Band
Gema Dinamika.
Mulyana,SH
Kepala Sekolah SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta bertindak sebagai
pembina upacara, yang dalam amanat nya menguraikan sejarah singkat hari
Kesaktian Pancasila,beliau menyampaikan : berdasarkan fakta sejarah,
Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Mayor Jenderal
Soeharto segera bertindak cepat. Setelah menerima laporan lengkap dari
Pangdam Jaya Meyjen Umar Wirahadikusumah karena pimpinan Angkatan Darat
lumpuh karena penculikan-penculikan dan pembunuhan maka untuk sementara
pucuk pimpinan Angkatan Darat dipegang oleh Mayor Jenderal Soeharto.
Operasi militer dimulai sore hari tanggal 1 Oktober 1965, pasukan RPKAD di bawah pimpinan Komandannya Kolonel Sarwo Edhie Wibowo menerima perintah untuk merebut RRI Pusat dan Pusat Telekomunikasi. Hanya dalam waktu 20 menit kedua sarana telekomunikasi telah direbut kembali dari tangan pemberontak G.30.S/ PKI. Melalui RRI Pimpinan Angkatan Darat mengumumkan adanya penculikan 6 orang perwira tinggi dan perebutan kekuasaan oleh G.30.S.
Operasi militer dimulai sore hari tanggal 1 Oktober 1965, pasukan RPKAD di bawah pimpinan Komandannya Kolonel Sarwo Edhie Wibowo menerima perintah untuk merebut RRI Pusat dan Pusat Telekomunikasi. Hanya dalam waktu 20 menit kedua sarana telekomunikasi telah direbut kembali dari tangan pemberontak G.30.S/ PKI. Melalui RRI Pimpinan Angkatan Darat mengumumkan adanya penculikan 6 orang perwira tinggi dan perebutan kekuasaan oleh G.30.S.
Pasukan-pasukan
Batalyon 454/Para Divisi Diponegoro dan Batalyon 530/Para
Divisi/Brawijaya yang berada di lapangan Merdeka berdiri di pihak yang
melakukan pemberontakan. Kedua pasukan ini didatangkan ke Jakarta dalam
rangka Hari Ulang Tahun ABRI 5 Oktober 1965. Pasukan-pasukan ini
diinsafkan dari keterlibatan dalam pemberontakan, sementara sisa
batalyon 454 Diponegoro mundur ke Pangkalan Halim.
Waktu itu presiden Soekarno berada di Halim Perdanakusumah, melalui kurir khusus disampaikan pesan agar Bung Karno meninggalkan Halim dan menuju Istana Bogor, selanjutnya diperintahkan agar kesatuan-kesatuan RPKAD, Batalyon 328/Kujang dan Kompi pasukan Kevelri merebut Halim Perdanakusuma.
Waktu itu presiden Soekarno berada di Halim Perdanakusumah, melalui kurir khusus disampaikan pesan agar Bung Karno meninggalkan Halim dan menuju Istana Bogor, selanjutnya diperintahkan agar kesatuan-kesatuan RPKAD, Batalyon 328/Kujang dan Kompi pasukan Kevelri merebut Halim Perdanakusuma.
Menjelang sore tanggal 2 Oktober 1965 jam 15.00 Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dapat dikuasai kembali tanpa kesulitan. Kecuali suatu perlawanan kecil oleh Batalyon 454//Para Diponegoro ketika pasukan-pasukan yang setia kepada pemerintah membersihkan kampung Lubang Buaya yang menjadi pusat latihan Pemuda Rakyat dan Gerwani.
Dalam pembersihan di Kampung Lubang Buaya atas petunjuk anggota polisi yang ditawan oleh penculik dan berhasil meloloskan diri menunjukkan sumur tua tempat jenazah perwira-perwira tinggi Angkatan Darat diketemukan tanggal 3 Oktober 1965.