Fairy tail.

From fairest creatures we desire increase, that thereby beauty's rose might never die

Lucy

But as the riper should by time decease, his tender heir might bear his memory

Natsu

Within thine own bud buriest thy content and, tender churl, makest waste in niggarding

Erza Scarlet

Making a famine where abundance lies, thyself thy foe, to thy sweet self too cruel

Happy

Thou that art now the world's fresh ornament and only herald to the gaudy spring

Rofit Rosada On Sabtu, 06 Oktober 2012

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN :
Perbedaan antara Pemimpin, Memimpin, dan Kepemimpinan :
·         Pemimpin adalah suatu lakon atau peran atau ketua dalam sistem dalam suatu organisasi atau kelompok.
·         Memimpin adalah suatu kegiatan seseorang dalam mengepalai atau mengetuai suatu kegiatan.
·     Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja guna mencapai tujuan dan sasaran.
Kepemimpinan menurut para ahli :
Kepemimpinana telah didevinisikan  dengan berbagai cara yang bereda, oleh berbagai orang yang berbeda pula. Pengertian kepemimpinan menurut :
·         Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
·         Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
·         Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
·         DLL
Menurut stoner Kepemimpinan manajerial dapat di devinikaskan menjadi suatu poses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelomok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada tiga implikasi penting dari devinisi tersebut :
1.      Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut.
2.      Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di antara peminpin dan anggota kelompok.
3.      Ketiga, para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang haurus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup kepemimpinnan, tetapi juga mencakup fungsi-fungsi lain seperti  perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan.
Jadi kepemiminan adalah kemampuan mempengaruhi aktifitas orang lain melalui komunikasi, baik individu maupun kelompok, ke arah mencapai tujuan.
CIRI – CIRI KEPEMIMPINAN :
1.      Menginspirasi kepercayaan pada orang-orang.
2.      Persistensi (tekad bulat) untuk mencapai tujuan.
3.      Kemampuan untuk berkomunikasi .
4.      Bersikap terbuka.
5.      Kharisma.
6.      Pandangan ke depan.
7.      Daya persuasi, dan intensitas.
SYARAT – SYARAT KEPEMIMPINAN ;
Syarat – syarat yang dikaitkan dengan pemimpin ada 3, yaitu :
1.                  Kekuasaan :
2.                  Kewibawaan ; dan
3.                  Kemampuan  (Kartini  Kartono , 1985)
Kekuasaan merupakan otoritas / legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk memimpin suatu kelompok. Kewibawaan merupakankelebihan, keunggulan yang dimiliki seseorang yang membuat orang lain atau kelompok bersedia melakukan perbuatan – perbuatan tertentu (bersedia di pimpin). Kemampuan merupakan segala kesanggupan, kecakapan yang dianggap melebihi kemampuan anggota kelompok lainnya.
TUGAS PEMIMPIN :
Tugas pemimpin pada garis besarnya ada 3 (tiga), yaitu :
1.      Menberikan struktur terhadap situasi.
Tugas pemimpin memberikan struktur terhadap suatu situasi maksudnya adalah menyederhanakan atau mencari alternatif pemecahan atau solusi terhadap berbagai masalah yang dihadapi kelompoknya.
2.      Mengendalikan tingkah laku kelompok.
Tugas pemimpin mengendalikan tingkah laku kelompok adalh dimana seorang pemimpin empunyai kewajiban untuk mengawasi, memantau atau mengendalikan tingkh laku yang dapat merugikan kelompok.
3.      Sebagai juru bicara kelompoknya.
Ini bermaksud bahwa seorang pemimpin haruslah dapat membeikan informasi yang benar
PENDEKATAN SIFAT – SIFAT KEPEMIMPINAN :
Para teoritis kesifatan adalah sekelompok pertama yang bermaksud menjelaskan tentang aspek kepemimpinan. Usaha sistematis pertama yang dilakukan oleh para ahli psikologi dan para peneliti lain untuk memahami kepeimpinan adalah usaha untuk mengenali sifat pribadi para pemimpin. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa pemimpin mempunyai beberapa sifat kepribadian sama yang dibawa sejak lahir. Pandangan ini – bahwa pemimpin dilahirkan dan bukan dibuat, masih pouler diantara orang banyak, walaupun tidak diantara profesional.
Dalam mencari sifat pemimpinan yang dapat diukur, peneliti mengambil dua pendekatan : (1.) Membandingkan sifat orang yang tampil sebagai pemimpin dengan orang yang tidak menjadi pemimpin ; dan (2.) Membandingkan sifat yang efektif dan tidak efektif. Para pemimpin memiliki ciri-ciri atau sifat – sifat tertentu yang menyebabkan mereka dapat memimpin para pengikutnya. Daftar sifat – sifat ini dapat menjadi sangat panjang tetapi cenderung mencangkup energi, pandangan, pengetahuan, dan kecerdasan, imajinai, keercayaan diri, integritas, kepandaian berbicara, pengendalian dan keseimbangan mental maupun emosional, bentuk phisik, pergaulan sosial dan persahabatan, dorongan, antusiasme, berani dan sebagainya.
Sifat-sifat kepemimpinan yang efektif, menurut edwin ghiselli :
1.      Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas ( Supervisory Ability )
2.      Kebutuhan akan prestasi dalam kerja
3.      Kecerdasan ( Decisiveness )
4.      Kepercayaan diri
5.      Inisiatif
PENDEKATAN – PENDEKATAN STUDY KEPEMIMPINAN
Penelitian – penelitian dan teori – teori kepemimpinan dapat diklasifikasiakn sebagi pendekatan – pendekatan kesifatan, perilaku, dan situasional (“contingency”) dalam study tentang kepemimpinan.
Pedekatan pertama memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi     sifat – sifat (traits) yang tampak. Pendekatan kedua bermakna bermaksud mengidentifikasikan perilaku – perilaku (behavior) pribadi yang berhubungan dengan kepemimpinan yang efektif. Pendekatan ketiga yaitu pandangan situasional tentang kepemimpin. Pandangan ini menganggap bahwa kondisi yang menentukan efektifitas kepemimpinan berfariasi dengan situasi tugas – tugas yang dilakuan, ketramilan dan pengharapan bawahan, lingkungan organisasi, pengalaman masa lalu pemimpin dan bawahan, dan sebagainya. Pandangan ini telah menimbulkan pendekatan “contingency” pada kepemimpinan yang bermaksud untuk menetapakn faktor – faktor situasional yang menentukan seberapa besar efektiftas situasi gaya kepemimpinan tertentu.
Pendekatan perilaku kepemimpinan
Pendekatan perilaku kepemimpinan memusatkan pada dua aspek perilaku kepemimpinan, yaitu : (1.) Fungsi – fungsi kepemimpinan dan (2.) Gaya – gaya kepemimpinan.
         I.            FUNGSI – FUNGSI KEPEMIMPINAN
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama, yaitu :
1.      Fungsi – fungsi yang berhubungan dengan tugas  (“task-related”) atau pemecahan masalah. Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat.
2.        Fungsi fungsi pemeliharaan kelompok (“group-maintenance”) atau sosial. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar – persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perbedaan pendapat dan sebagainya.
      II.            GAYA – GAYA KEPEMIMPINAN :
Para peneliti telah mengidentifikasikan dua gaya kepemimpinan, yaitu :
1.      Gaya dengan orientasi tugas (task-oriented). Manager berorientasi tugas mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai yang di ingginkannya. Manager dengan gaya kepemimpinan ini lebih memperhatikan peaksanaan pekerjaan pada pengembangan dan pertumbuhan karyawan.
2.      Gaya dengan orientasi karyawan (employee-oriented). Manager berorientasi karyawan mencoba untuk lebih memotifasi bawahan di banding mengawasi mereka.Mereka mendorong para anggoata kelomok untuk melaksanakan tugas – tugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasidalam pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta hubungan – hubungan saling mempercayai dan menghoramti dengan para anggota kelompok.
PENDEKATAN SITUASIONAL – “CONTINGENCY”
Pendekatan situasional – “contingency” menggambarkan bahwa gaya yang di gunakan adalah bergantung pada faktor – faktor seperti situasi, karyawan, tugas, organisasi, dan variabel – variabel lainnya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi perilaku kepemimpinan :
Ada tiga variabel kritis yang mempengaruhi gaya pemimpin, yaitu :
1.      Pemimpin.
2.      Pengikut atau bawahan. 
3.   Kemampuan dan kualitas pemimpin
Situasi.
Situasi

Kemampuan dan kualitas bawahan
 

Ketiga variabel ini saling berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lain. Follen juga mengatakan bahwa seharusnya para pemimpin berorientasi pada kelompok dan bukan beorientasi pada kekuasaan.
4 SISTEM MANAGEMEN DARI LIKERT
Penelitian kepemimpinan ini dilakukan oleh Lembaga Penelitian Sosial pada University of Michigan. Rensis Likert dan para pembantunya telah melakukan study penelitian dalam bbrp pekerjaan yang berbeda untuk melihat apakah prinsip-prinsip atau konsep-konsep kepemimpinan yang valit dapat diketemukan. Likert, dengan menggunakan dua kategori gaya dasar ini, orientasi karyawan dan orientasi tugas, menyusun suatu model empat tingkatan efektifitas managemen.
·         Sistem 1, manager membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya. Strandart dan metoda pelaksanaan juga secara kaku ditetapkan oleh manager.
·         Sistem 2, manager tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut. Pada sistem ini bawahan juga diberi berbagai fleksibelitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.
·         Sistem 3, manager menetapkan suatu tujuan – tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan terlebih dahulu dengan bawahan. Dalam sistem ini bawahan dapat membuat keputusan – keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugasnya. Penghargaan lebih digunakan untuk memotifasi bawahan dari pada ancaman atau hukuman.
·         Sistem 4, adalah sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana seharusnya organisasi berjalan. Tujuan – tujuan di tetapkan dan keputusan – keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bila manager secara formal yang membuat keputusan, mereka melakukan setelah pertimbangan saran – saran dan pendapat dari para anggota kelompok. Untuk memotifasi bawahan, manager tidak hanya mempergunakan penghargaan – penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba memberikan kepada bawahan perasaan di butuhkan dan penting.
Dalam kenyataannya, pemimpin yang lebih berorientasi pada bekerja dengan dan melalui karyawan dalam beberapa hal akan memberikan hasil – hasil yang lebih efektif.
MASA DEPAN TEORI KEPEMIMPINAN
Penelitian mengenai tingkah laku pemimpin berkembang ke banyak arah. Dalam bagian ini, kita akan mengamati kepemimpinan “Tranformasional atau Karismatik dan Pembaruan ulang pendekatan tingkah laku akhir – akhir ini.
·         Kepemimpinan Tranformasional atau Karismatik
Salah satu bidang yang semakin banyak menark perhatian adalah orang yang mempunyai pengaruh luar biasa pada pada organisasinya. Orang – orang seperti ini dapat disebut pemimpin karismatik.  Atau transformasional. Perhatian terhadap pemimpin transformasional seperti itu tampaknya berasal dari sekurang – kurangnya dua sumber. Pertama, banyak perusahaan besar melakukan transformasi  organisasi , program perubahan besar – besaran yang harus di selesaikan dalam jangka waktu singkat. Transformasi tersebut, demikian di katakan memerlukan adanya pemimpin transformasional. Kedua, banyak orang merasa bahwa dengan memfokuskan pada sifat, tingkah laku, dan situasi, teori kepemimpinan kehilangan pengertian akan pemimpin. Beberapa pemimpin tampaknya mempunyai karakteristik pribadi yang membuat mereka berbeda – tetapi tidak dapat dijelaskan dengan teori yang ada.     
 
a.       Teori Bass Mengenai Kepemimpinan Transformasional
                        b.      Teori House Mengenai Kepemimpinan Karismatik

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments